
Indonesia bukanlah negara maju, juga dikenal sebagai negara maju, namun keunikan produk budaya tidak diragukan lagi. Ketenaran budaya Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia karena sering muncul di berbagai film Hollywood.
Film Hollywood mana yang menurut Anda membawa budaya Indonesia ke panggung? Saya akan mendengarkan di sini.
-
Pandawa vs Kurawa (Once Upon a Time in America)
Film kriminal Hollywood yang dibintangi Robert De Niro. Once Upon A Time in America (1984) adalah kisah sekelompok gangster yang diusir dari keluarga imigran miskin di New York. Dua karakter yang paling mencolok adalah Noodles dan Max, yang digambarkan lebih dekat dan selalu dikorbankan sejak kecil. Berkelahi bersama sejak kecil telah menjadikan mereka mafia terbaik. Film dimulai dengan adegan di mana mie mengunjungi Chinatown. Di sana, kehadiran wayang kulit khas Indonesia sangat diutamakan. Hal yang sama terjadi dengan film penutupnya.
Tidak seperti biasanya, komedi penutup Wayang kulit benar-benar menggambarkan pertarungan antara Panda Bass dan Kaura Bass, di akhir film. Pandawa dan Kurawa sebenarnya adalah sepupu, tetapi kemudian menjadi musuh terbesarnya. Sisi kakak dan Max menjadi sangat dingin di akhir cerita dengan kesalahpahaman dan cinta untuk gadis yang sama. Masalahnya, wayang kulit ini dipentaskan di Chinatown, New York dan dianggap sebagai bagian dari pertunjukan Tionghoa. Ketika semua budaya Asia digabungkan, sutradara dengan ceroboh menangkap semua budaya. Karena ini adalah film lama yang tidak peduli seberapa penting Hollywood menempatkan akurasi budaya.
-
Tari Kecak yang Magis (The Fall)
Ada lagi film Hollywood yang fokus pada budaya Indonesia. Itulah The Fall (2006). Wajah adalah protagonis dengan wajah yang tidak asing bagi penggemar Hobbit. Film “The Fall” menceritakan tentang seorang pemeran pengganti bernama Roy Walker yang bertemu dengan Alexandria, seorang gadis rumah sakit yang baru saja terkena kecelakaan. Di Alexandria, Roy bercerita tentang plot pembunuhan nyata dan fiksi. Dalam mengejar kelicikan gubernur pulau Bali, I Ketut Rina menekankan pada tari Kecak yang sangat magis. Sungguh luar biasa menari di bawah langit senja Bali.
-
Meditasi Ala Masyarakat Bali (Eat Pray Love)
Meskipun skornya rendah di IMDb dan Rotten Tomatoes, film Eat Pray Love (2010) adalah film Kelas B yang dibintangi oleh aktris tingkat lanjut Julia Roberts. Berdasarkan buku dengan judul yang sama, Eat Pray Love menceritakan kisah pengejaran Elizabeth Gilbert akan identitas dan ketenangan di Bali dan tempat lain. Di Bali, ia menemukan ketenangan melalui doa, yoga, dan meditasi lainnya ala masyarakat bali. Agar bahagia, lebih baik menerima diri sendiri, berdoa memohon kekuatan yang besar, dan tidak terlalu khawatir tentang perubahan. Ya, selain menunjukkan budayanya, ada juga aktor Indonesia yang satu adegan dengan Julia Roberts alias Christine Hakim.
-
Ondel-Ondel dan Suasana Tanah Abang (Blackhat)
Walaupun Indonesia berbeda, tapi sekarang bisa membosankan karena kebanyakan film Hollywood hanya mengandung budaya Bali. Sekarang Black Hat (2015) justru lebih banyak memuat budaya Jakarta daripada merangkul budaya Bali. Blackhat, dibintangi oleh Chris Hemsworth, adalah tentang seorang peretas bernama Nicholas Hathaway yang dapat memburu penjahat yang lebih kejam. Quest ini mencakup jalan-jalan belakang Jakarta di mana hiruk pikuk Ondel Ondel dan Tanah Abang memberkati Anda. Suasana Jakarta begitu alami. Ada juga Monas yang ramai di malam hari, yang menambah keseruan film ini.
-
Pulau Moyo yang Perawan (Savages)
Pulau Moyo atau Mojo. Namanya mungkin agak aneh bagi banyak orang, termasuk orang Indonesia. Terletak di sebelah barat Nusa Tenggara, Pulau Moyo menawarkan pantai pasir putih yang masih asli dan pemandangan laut biru. Langit di atas sangat cerah. Ini pertanda tidak banyak polusi. Pulau Moyo adalah tempat mantan pengedar narkoba yang telah bertobat di Savages (2012) dapat melarikan diri. Menampilkan aktor dan aktor kelas dunia seperti Salma Hayek, John Travolta, dan Blake Lively, Savages bisa menjadi alternatif bagi penggemar film bertempo cepat karena pemandangannya yang indah.